Muara Enim/–MEDIA INDOTIPIKOR.COM—/Lagi, lagi dan lagi warga di buat resah oleh kebun karetnya terendam banjir semenjak adanya tambang batubara 2 PT MPC di wilayah Desa Air Limau dan ini
Sudah menjadi langganan lima tahun belakangan ini pada saat musimnya hujan persoalan inipun tak kunjung tuntas,” Jum’at (12/09/2025)
Hal ini juga merupakan rangkaian persoalan yang sama di tambang 1 Desa Gunung Raja, yang kemudian terulang dan berulang-ulang dan terjadi di tambang 2 Desa Air Limau.
Saat kami awak media bercengkrama bersama pemilik lahan yakni Gerry, beliau menuturkan,” Saya Pihak terdampak sangat mengharapkan kepada pihak perusahaan PT MPC untuk tidak menutup mata dan bertanggung jawab atas hal ini,” banjir Rawang kebun saya ini pak wartawan, ini akibat pendangkalan sungai dan jalan holing batubara itu, Idak pernah terjadi sebelum ada PT. MPC ini di desa kami, jelasnya.
Mengingat kehidupan masyarakat lokal yang lebih dulu ada dan sebelumnya alam ramah dengan lingkungan ekologi hayati di desa kami ini dan semenjak turun temurun, serta kini mulai terusik setelah adanya tambang batubara 2 PT MPC,” merugikan kami wong cilik nian PT ini, kami harap Pemerintah turun tangan bantu kami, tolong kami pak Prabowo, pak gubernur, pak Bupati, sebutnya penuh harap.




Lebih lanjutnya beliau mengatakan,” Saya bukan anti tambang dan saya juga tidak menolak adanya tambang, namun setidaknya usaha pertambangan batubara PT MPC 2 untuk tidak memberikan dampak negatif di lingkungan sekitar yang memicu keresahan dan kerugian pada masyarakat sekitar. Saya juga sangat mengharapkan kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim untuk kembali meninjau Kelayakan tambang 2 batubara PT MPC di wilayah Desa Air Limau, guna mencegah kemungkaran-kemungkinan terburuk terjadi di lingkungan masyarakat di kemudian hari oleh dampak dari aktivitas pertambangan meskipun saat ini lagi stop operasional sementara, namun dampak ini untuk segera di pulihkan lagi seperti sediakala.
Dampak Pertambangan ini pastinya sudah sangat mengganggu aktivitas kami dan kebun balam ini merupakan sumber ekonomi keluarga saya, kami berharap nian ini segera di selesaikan, kami rakyat kecil tidak berdaya tertindas dan terzolimi,” tutupnya sembari nampak kesedihan harapan pada pemerintah untuk di jembatani persoalan ini.
(Pers : Nuramin Jafar)





