Ciamis,awdinews.com, Desa Imbanagara Raya Yang Terletak di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Jawa Barat memiliki sejarah yang panjang dan salah satu momen penting adalah peringatan Hari Jadi Desa Imbanagara Raya Yang ke-47 dengan tradisi nyekar sebagai bentuk penghormatan kepada Leluhur para kepala desa terdahulu yang telah Memberikan Jasa Pengabdiannya Dalam Pengorbanannya Untuk Membangun Desa Imbanagara Raya.
Adapun Dalam Rangka Hari Jadi Desa Imbanagara Raya Yang Ke 47 Abdul Kodir Kepala Desa Imbanagara Raya Mengatakan Kepada Awak Media AWDI NEWS yakni Ada 2 Rangkaian Acara Kegiatan Yang Dilaksanakan Yaitu :
1. TABLIG AKBAR Sekaligus Dalam Rangka Memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad S.A.W Yang Dilaksanakan Pada malam Kamis 17 September 2025 Yang di adakan di Gor Desa Imbanagara Raya Dengan Mengundang Mubalig Yaitu Ustad dari Ketua UPZ Desa Panyingkiran K.H Ismail Hanisi
2. Tradisi Nyekar Kegiatan nyekar menjadi bagian tak terpisahkan dari peringatan Hari Jadi Desa Imbanagara Raya, sebagai wujud penghormatan kepada para kepala desa terdahulu
Menurut Abdul Kodir Kegiatan Nyekar atau Ziarah kubur dalam rangka Hari Jadi Desa Imbanagara Raya Dilaksanakan Pada Hari Rabu pagi 17/09/2025,
Sedangkan Rute Pemberangkatan Di Awali Starnya Dari halaman Kantor Desa Imbanagara Raya bersama Seluruh Lembaga Perangkat Desa, MUI , Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Termasuk ada Dari Muspika,pemuda desa dan Seluruh Lapisan Masyarakat Desa Imbanagara Raya Yang Bisa Hadir adapun Agenda Kegiatan tradisi nyekar atau ziarah kubur akan menziarahi ke dua makam penting, yakni Makam Gede Sukasari dan Makam Pakuncen.
Tradisi ini bukan sekadar ritual tahunan. Bagi masyarakat Imbanagara Raya, nyekar menjadi cara menghormati jasa para kepala desa terdahulu yang telah membangun desa. Kegiatan ini sekaligus menjadi rangkaian peringatan Hari Jadi Desa Imbanagara Raya yang ke-47 tahun, imbuh abdul Kodir ( 14/09/2025 )




Dalam Sambutannya Abdul Kodir Mengatakan :
“Alhamdulillah, kita tidak melupakan sejarah. Tepat 17 September 1978 Desa Imbanagara Raya berdiri. Hari ini, 47 tahun kemudian, kita mengenang jasa para pemimpin yang sudah mendahului maupun yang masih bersama kita,” ujar Abdul Kodir.
Ia menegaskan, tradisi ini adalah bentuk apresiasi bagi para pendahulu. Tradisi ini mendoakan para pendahulunya, jasanya dalam memimpin desa menjadi amal ibadah yang baik.
“Semoga jasa mereka menjadi amal kebaikan, dan generasi penerus bisa menjaga martabat desa. Harapan kami, Imbanagara Raya semakin maju, mandiri, dan berakhlak karimah,” tambahnya.
Abdul Kodir menuturkan, tradisi nyekar atau ziarah kubur ini sudah berjalan sejak kepemimpinan kepala desa sebelumnya kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun.
Diketahui, Desa Imbanagara Raya lahir dari pemekaran Desa Imbanagara pada 17 September 1978. Pemilihan nama “Imbanagara” tidak terlepas dari nilai historisnya. Desa ini adalah bagian penting dari perjalanan panjang Kabupaten Ciamis.
Menurut catatan sejarah, pada 12 Juni 1642, pusat pemerintahan Kerajaan Galuh dipindahkan dari Gara Tengah (Cineam) ke Barunai, yang kini bernama Desa Imbanagara, oleh Bupati Ciamis Rd. Adipati Arya Pandji Jayanagara. Selama 174 tahun (1642-1816), Imbanagara menjadi pusat pemerintahan Galuh, sebelum akhirnya dipindahkan ke Cibatu (sekarang Ciamis) pada masa Bupati Rd. Tumenggung Wiradikusumah.
Seiring perkembangan zaman, Desa Imbanagara berkembang pesat hingga akhirnya dimekarkan karena jumlah penduduk dan luas wilayah yang besar. Maka lahirlah Desa Imbanagara Raya dengan Jumlah Penduduk Berkisar 6.300 Jiwa Terbagi Kedalam 4 dusunYaitu Warung Kulon, Majalaya, Sukasari, dan Selaawi, Terdiri dari 11 Rw dan 47 Rt
Hari Jadi ke-47 tersebut bukan sekadar perayaan, tetapi juga pengingat perjalanan panjang desa yang lahir dari sejarah besar Galuh. Tradisi nyekar menjadi simbol masyarakat Imbanagara Raya memiliki sejarah panjang.
“Semoga kegiatan ini membawa keberkahan. Walaupun tak sebanding dengan jasa para pendahulu, semoga ini menjadi ikhtiar bagi kita semua untuk menjaga warisan desa,” tutur Abdul Kodir.
Diruangan Yang Berbeda Sekertaris Desa Imbanagara Raya Wawan Darmawan Mengatakan Kepada Awak Media AWDI NEWS Bahwa Sejarah Tradisi Warisan Leluhur Budaya Nyeukar Semoga Dapat Terus Hidup Berjalan Turun Temurun di Ciamis husus nya Di Masyarakat Desa Imbanagara Raya.
Dengan Melestarikan Budaya Nyeukar Ziarah Kubur Sekdes Wawan Darmawan berharap Seluruh Lapisan Masyarakat Yang Ada Di Desa Imbanagara Raya bisa Mrnjalin Tali Silaturohmi Yang Semakin Erat Dan Terjalin Kebersamaan Yang Humanis Gotong Royong Saling Bahu Membahu Dalam Hal Kebaikan dan terus tumbuh sebagai desa yang dinamis, sejahtera, dan berkarakter, tanpa melupakan jejak sejarah yang telah mengantarkan mereka hingga hari ini,Ucapnya Dengan Nada Menggantungkan Harapan Kepada Generasi Muda Masyarakat Desa Imbanagara Raya Sebagai Penerus Bangsa Untuk Tetap Melestarikan Budaya Leluhur Dalam Bentuk Nyeukar Ziarah Kubur. ( 14/09/2025 )
Adapun Menurut Wawan Darmawan Sejak berdiri, Desa Imbanagara Raya telah dipimpin delapan kepala desa dari berbagai dusun. Berikut daftar nama dan masa jabatan mereka Yaitu :
1. Utar Lili (Dusun Sukasari) 1978-1980.
2. Umar Saleh (Dusun Warung Kulon) 1980-1989.
3. Rd. Mien Surachmini (Dusun Warung Kulon) 1989-1995.
4. Rd. Memet Rachmat (Dusun Warung Kulon) 1996-2004.
5. Agus Sudjarmagi (Dusun Warung Kulon) 2004-2009.
6. Tarwan Ruhiawan (Dusun Majalaya) 2010-2016.
7. Tarwan Ruhiawan (Dusun Majalaya) 2016-2022 (dua periode)
8. H. Abdul Kodir (Dusun Selaawi) 2022 hingga sekarang.
( Yusef Romeo/M.robby).





