SLEMAN ––INDOTIPIKOR.COM– Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mendorong Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) dan Lembaga Keuangan Desa (LKD) mendirikan Bank Desa.
Menteri yang akrab disapa Gus Halim ini mengatakan, salah satu yang pernah dicita-citakan dari Bumdesa bersama LKD ini adalah lahirnya Bank Desa.
Menurutnya, Bank Desa adalah akumulasi Bumdesa Bersama LKD yang membentuk PT LKM yang didampingi OJK kemudian terbangunlah yang namanya Bank Desa yang sahamnya dimiliki oleh desa, kemudian dikembangkan dari Desa.
Setelah itu, masing-masing punya wilayah kerja kecamatan, kemudian diakumulasi dari kecamatan akan menjadi Bank Desa tingkat kabupaten.
“Itu adalah sebuah mimpi yang sebenarnya tidak terlalu jauh, ketika Bumdesa bersama LKD ini betul-betul menempatkan diri pada posisi dan momentum yang tepat. Nah, hari ini adalah momentum yang tepat untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang mungkin bagi sebagian orang mengataka ini terlalu terburu-buru. Tapi ini bisa dicoba kalau tidak percaya,” ujar Gus Halim.
Lebih lanjut Gus Halim mengatakan, Jika satu dua kabupaten kemudian berhasil membangun kebersamaan dan kerja sama antarkabupaten, maka di semua provinsi akan ada Bank Desa yang wilayah kerjanya sudah di level Kabupaten.
Gus Halim meyakini bahwa pemerintah pusat tidak akan tinggal diam jika bisa membuktikan keberhasilan Bank Desa, pasti nanti pendampingan modal akan bisa diraih.
“Saya akan menjadi bagian penting dari uji coba itu, saya akan mewakafkan diri saya untuk menjadi bagian penting untuk melakukan itu,” ujar Gus Halim saat membuka Rapat Pembahasan Penguatan kelembagaan Bumdesa Bersama LKD dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi Desa di Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Sleman, DIY, Selasa (21/5/2024).
“Saya yakin ini bukan mimpi yang muluk-muluk, asal kita kerjakan dengan serius. Instrumennya sangat mendukung, kita punya OJK kita punya pemerintahan yang sangat peduli terhadap pemberdayaan,” sambungnya.
Lebih jauh Gus Halim mengatakan, Bank Desa ini bukan menjadi pesaing bagi bank yang lain. Tetapi bisa menjadi pilihan baru di samping Bank BUMN, di samping bank daerah, yang langsung bersentuhan dengan masyarakat desa.
Kalau keuntungan bank pada umumnya kembali ke pemiliknya, seperti halnya pemiliknya BUMN maka kembali ke negara, Bank Desa kembali ke desa, karena dibangun dari basis desa.
Gus Halim juga sedang berupaya untuk bisa dilakukan pilot project Bank Desa yang bersinergi dengan OJK dalam waktu dekat.
“Ini kan modalnya milik desa, dikelola dari Desa, oleh desa untuk desa, keuntungannya nanti kembali ke desa. Kita upaya untuk bisa ada pilot project mudah-mudahan bisa sinergi dengan OJK. Rencana dimulai dari Malang,” ujarnya.
Turut hadir kegiatan ini yakni Kepala Badan Pengembangan Informasi Kemendes PDTT Ivanovich Agusta, Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Kemendes PDTT Harlina Sulistyorini, Staf Ahli Menteri Bito Wikantosa, Staf Khusus Menteri Nasrun Annahar, Kepala Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Yogyakarta Widarjanto.
Hadir juga dalam kegiatan ini Ketua Asosiasi Bumdesa Bersama LKD Agus Sudrikamto, Dosen Politeknik Keuangan Negara STAN Tanda Setiya, Kepala Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota, para Direktur Bumdesa Bersama LKD, serta pengurus asosiasi Bumdesa Bersama LKD Nusantara.
Teks: Rifqi/Kemendes PDTT—–BR/Humas/KDPDTT/B/2024/16.
WACHAMEUH