No Result
View All Result
  • Login
  • NEWS
  • HUKUM KRIMINAL
  • POLITIK
  • PEMERINTAHAN
  • SOSIAL
  • TNI
  • POLRI
  • NASIONAL
  • DAERAH
  • NEWS
  • HUKUM KRIMINAL
  • POLITIK
  • PEMERINTAHAN
  • SOSIAL
  • TNI
  • POLRI
  • NASIONAL
  • DAERAH
No Result
View All Result
INDOTIPIKOR
No Result
View All Result
Home NEWS

Lebih baik memiliki satu mutiara daripada segenggam kerikil, Teman yang tulus tidak hanya hadir di saat senang dan pesta.

Redaksi IndoTipikor by Redaksi IndoTipikor
September 5, 2025
in NEWS
0
Lebih baik memiliki satu mutiara daripada segenggam kerikil,  Teman yang tulus tidak hanya hadir di saat senang dan pesta.
0
SHARES
9
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

MEDIA INDOTIPIKOR.COM—-Kita punya ratusan teman di media sosial, tapi berapa banyak yang benar-benar hadir saat kita terjatuh? Filosofi kuno, seperti dari Aristoteles maupun Seneca, mengajarkan bahwa persahabatan sejati adalah sebuah seni dan kekayaan yang tak ternilai. Berikut adalah trik filosofis untuk menemukan dan memilih kejernihan dalam pertemanan.
1. Uji Ketulusan dengan Waktu dan Perhatian Teman yang tulus tidak hanya hadir di saat senang dan pesta. Mereka adalah orang yang tetap menjawab telepon di tengah malam, mengirim pesan untuk menanyakan kabarmu setelah hari yang berat, dan memberikan waktunya tanpa mengharapkan imbalan. Perhatikan, apakah mereka ada di saat-saat sunyi atau hanya di saat-saat riuh.
2. Amati Konsistensi antara Perkataan dan Perbuatan Filsafat stoisme menekankan pada integritas dan keselarasan antara kata dan tindakan. Seseorang yang tulus akan melakukan apa yang ia katakan. Jika janji hanya tinggal janji dan kata-kata manis tidak dibarengi dengan aksi nyata, itu adalah sinyal untuk mempertanyakan ketulusannya.


3. Lihat Reaksinya saat Kamu Sukses Menurut Nietzsche, ada unsur ‘kehendak untuk berkuasa’ dalam dinamika manusia. Teman yang sejati adalah mereka yang bisa benar-benar bahagia atas kesuksesanmu tanpa rasa iri atau tersaingi. Mereka tidak merasa kecil, tetapi justru ikut merayakan kemenanganmu sebagai milik bersama.
4. Dengarkan Cerita yang Mereka Sampaikan tentang Orang Lain Cara seseorang membicarakan orang lain di belakang adalah cermin bagaimana nantinya mereka akan membicarakan kamu. Filosofi Jawa memiliki prinsip “ajining diri ana ing lathi, ajining raga ana ing busana” yang artinya harga diri seseorang terletak pada perkataannya. Jika mereka gemar bergosip atau menjatuhkan, kemungkinan besar mereka tidak tulus.
5. Perhatikan Apakah Mereka menjadi Pendengar yang Aktif Teman yang tulus tidak hanya ingin didengar, tetapi juga ingin mendengar. Mereka tidak memotong ceritamu untuk balik bercerita tentang diri mereka sendiri. Mereka hadir sepenuhnya, bertanya yang mendalam, dan mengingat detail kecil yang kamu sampaikan. Ini menunjukkan bahwa mereka benar-benar peduli.
6. Uji dengan Memberi Batasan (Boundary) Coba katakan “tidak” pada suatu permintaan mereka atau utarakan pendapat yang berbeda. Lihat reaksinya. Apakah mereka menghormati batasan dan perbedaan itu, atau justru marah dan menjauh? Ketulusan juga diukur dari rasa hormat terhadap kedaulatan dirimu sebagai individu.
7. Rasakan Energi yang Dibawa setelah Bertemu Setelah menghabiskan waktu bersama mereka, perhatikan perasaanmu. Apakah kamu merasa lebih ringan, dihargai, dan dipahami? Atau justru merasa lelah, dikritik berlebihan, atau tidak dianggap? Filosofi intuisi berbicara di sini. tubuh dan pikiran kita seringkali lebih jujur dalam merasakan ketulusan.
8. Lihat Kehadiran mereka dalam Momen-momen Krusial Bukan tentang hadiah mewah atau ucapan selamat yang viral di media sosial. Tulus tidaknya seseorang terlihat saat kamu berduka, sakit, atau sedang berjuang. Apakah mereka mengulurkan tangan tanpa diminta? Kehadiran di saat sulit adalah mata uang yang sangat berharga dalam pertemanan.
Memilih teman yang tulus pada dasarnya adalah proses menyaring, bukan mengumpulkan. Ini tentang kualitas, bukan kuantitas. Seperti kata pepatah kuno, lebih baik memiliki satu mutiara daripada segenggam kerikil. Investasikan energi dan waktumu pada mereka yang membantumu tumbuh dan membuatmu merasa manusiawi.–RED

Previous Post

Tanyakan, “Ini fakta atau pendapat?” Langkah sederhana ini bisa menyelamatkan Anda dari banyak misinformasi.

Next Post

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan, keluarga adalah institusi sentral dalam membangun manusia Indonesia.

Redaksi IndoTipikor

Redaksi IndoTipikor

Next Post
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan, keluarga adalah institusi sentral dalam membangun manusia Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan, keluarga adalah institusi sentral dalam membangun manusia Indonesia.

Browse by Category

  • DAERAH
  • HUKUM KRIMINAL
  • INTERNASIONAL
  • KEJAGUNG RI
  • KEMENTERIAN
  • MAHKAMAH AGUNG RI
  • NASIONAL
  • NEWS
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • POLRI
  • SEJARAH
  • SOSIAL
  • TNI
  • NEWS
  • HUKUM KRIMINAL
  • POLITIK
  • PEMERINTAHAN
  • TNI
  • POLRI
  • SOSIAL
  • NASIONAL
  • DAERAH

© 2022 IndoTipikor.Com - Berita Sesuai Fakta by IndoTipikor.

No Result
View All Result
  • Login
  • HUKUM KRIMINAL
  • SOSIAL
  • TNI
  • POLRI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • NASIONAL
  • NEWS
  • DAERAH

© 2022 IndoTipikor.Com - Berita Sesuai Fakta by IndoTipikor.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In