BAPA AING-INDOTIPIKOR.COM—Saya warga asli Purwakarta, sudah gak heran dg gaya kepemimpinan KDM yang khas. Jauh sebelum Pak Jokowi mempopulerkan gaya kepemimpinan blusukan, KDM sudah lebih dulu (sejak tahun 2003) melakukan itu saat menjabat jadi pejabat sementara menggantikan wakil Bupati/bupati Purwakarta yang tersandung kasus korupsi. Ketika itu mereka jarang hadir di tengah2 masyarakat karena harus berurusan dg pihak2 tertentu demi menyelesaikan kasus tuduhan korupsi.
Sejak saat itu KDM hadir dan terjun langsung di tengah2 masyarakat. Mulai dari seringnya hadir di acara2 hajatan, kerja bakti warga, undangan sekolah2, dll memberikan bantuan atau sekedar memberikan hadiah utk anak2 sekolah. Jiwa sosial ekstrovert nya itu asli tidak dibuat-buat. Senang bergaul dan berinteraksi dg siapapun dan dari kalangan mana saja. Juga mudah sekali tersentuh oleh orang-orang yg hidupnya prihatin.
Seperti Jokowi yang membagi-bagikan sepeda, KDM juga sering membagikan-bagikan uangnya untuk anak2 sekolah dg cara menjawab pertanyaan2 yang ia ajukan. Sangat mencintai budaya Sunda sehingga sering sekali KDM mengapresiasi anak2 sekolah yang berbakat. Sering hadir di acara2 warga memberikan bantuan atau sekedar datang menghadiri undangan nikahan. Dari situlah nama KDM di Purwakarta kian populer, di pedesaan KDM populer di kalangan masyarakat miskin, di perkotaan KDM juga populer di kalangan para pelajar.
Dan ketika beliau berhasil menjabat sbg wakil Bupati, blusukannya semakin rajin dilakukan. Beliau sering mampir ke sekolah saya tiap ada acara pentas seni (dulu waktu saya masih sekolah di SMAN 1 Purwakarta). Makanya saya kenal beliau. Pernah juga saya dikasih angpao karena berhasil jawab pertanyaan-pertanyaan receh di tengah panggung.
Kebaikan, kepedulian dan kejenakaan beliau sangat membekas di ingatan warga Purwakarta. Sehingga ketika beliau maju sbg bupati (tahun 2008), warga Purwakarta menyambut dg sukacita. Saat itu kelompok org yang gak suka beliau berasal dari kalangan keturunan Arab yang sering menuduh KDM musyrik. Mereka merasa dirugikan oleh KDM karena perbedaan ideologi. KDM sangat mencintai budaya dan tradisi leluhur Sunda. Sedangkan warga keturunan Arab memuja-muja habaib.
Namun meski orang-orang yang membenci beliau selalu berusaha meluncurkan fitnah tak berdasar, tetapi KDM tetap bekerja hingga akhirnya berhasil memajukan Purwakarta sebagai kota kecil yang memiliki ciri khas dan identitas yang kuat. Dan ketika media sosial mulai merebak, KDM melanjutkan hobi blusukannya dg nge vlog. Otomatis org2 yang masih mencintai KDM lgsg mengikuti akun medsos beliau karena memang beliau itu orang yang masih sgt dirindukan oleh warga yang pernah dipimpinnya. Setelah turun dari jabatan Bupati beliau lanjut menjadi anggota DPR, dan dari vlog2 yang beliau posting, namanya mulai dikenal oleh orang2 di luar Purwakarta dan Subang.
Bagi orang2 yang baru kenal beliau, mungkin akan skeptis dan terkesan pencitraan. Dan bagi org2 yang terganggu periuk nasinya oleh kebijakan beliau pasti akan menganggap beliau ini jahat dan berlebihan sehingga fitnah2 pun diluncurkan utk mengganggu beliau. Namun beliau tidak peduli, beliau tetap maju karena cita-cita beliau memang mulia ingin membangkitkan kembali harkat derajat, martabat dan marwah org2 Sunda (yang selama ini sudah terkikis oleh banyaknya pendatang) dan menjaga/melindungi ekosistem/ekologi tanah Sunda agar selamat dan sejahtera (dari pengusaha-pengusaha serakah) supaya di masa depan anak cucu kita tidak mengalami kelaparan dan penderitaan.
Gaya kepemimpinan beliau memang eksentrik, out of the box, sangat menerapkan ajaran/filosofis Sunda Wiwitan, energik, dan sedikit agak cerewet, tetapi memang itulah beliau apa adanya. Beliau sangat perhatian pada rakyat miskin karena dulunya beliau memang berasal dari keluarga miskin sehingga sangat mengerti kesusahan2 yang dialami org rakyat miskin. Peka terhadap rakyat miskin yg teraniaya. Tapi sangat keras terhadap warganya yang bandel dan susah diatur.
Kami masyarakat asli Jawa Barat (khususnya Purwakarta) lebih mengenal beliau dibanding warga dari daerah lain yang baru2 ini kenal beliau. Selama di bawah kepemimpinannya, warga Purwakarta merasakan banyak manfaat dari beliau. Kami sangat mencintai beliau. Bahkan kalau boleh, ingin kami, KDM lebih baik jadi bupati Purwakarta seumur hidup agar kehidupan kami stabil, sejahtera, dan aman mendapatkan perlindungan dari pemimpin. Kami sejujurnya masih merindukan kehadiran beliau. Beliau berbeda dari pejabat2 pemerintah lainnya.
Main2 saja ke Purwakarta, anda pasti akan bisa melihat warisan2 beliau yang masih ada, dan tanya kepada setiap orang Purwakarta soal KDM, pasti yang dibicarakan selalu ttg hal2 positif dari KDM. Karena selama menjabat jadi bupati, beliau kerja nyata dan tidak sedikitpun korupsi.
Sedangkan si Aura Cinta, dia itu bintang iklan pinjol yang kebetulan rumah orang tuanya di bantaran sungai tergusur sehingga dia marah dan sekalian saja mengajukan protes soal kebijakan pelarangan study tour/wisuda.
Tentang cara beliau yang terkesan menyudutkan si Aura, beliau memang gak suka pake basa basi ketika melihat warganya susah diatur. Lagian, bisa anda perhatian Mimik wajah dan bahasa tubuh anak itu, lebih seperti anak songong, dan arogan dibanding anak pintar. Bahkan ketika KDM mendekati org tua si Aura utk bersalaman, ibunya Aura sempat meminta maaf “Maafkan anak saya Pak kalo ngomong suka gitu.”
Nah berarti apa? Emang ada yang gak beres dari si Aura. Ya maklumlah duta pinjol. Boleh jadi dia juga didukung oleh kalangan2 tertentu utk menjatuhkan KDM.
Tapi kami warga Purwakarta percaya bahwa KDM itu kerja nyata. Dia selalu konsisten menjalankan visi misinya utk memajukan Jawa Barat menjadi provinsi yang sejahtera, bersih, rapi dan memiliki identitas kuat sbg masyarakat yang adiluhung khususnya orang2 Sunda.
Kehadiran beliau nyatanya berhasil menyadarkan org2 Sundanya sendiri bahwa leluhur kami juga merupakan leluhur yang adiluhung. Selama ini kami masyarakat Sunda sedikit kebingungan dg identitas kami karena banyaknya pendatang dari berbagai daerah yang mau tidak mau memberi banyak pengaruh.
Namun sejak adanya KDM, kami merasakan bahwa kami memiliki pemimpin yang sangat mewakili kami dan membela kami, orang-orang Sunda. Andai Indonesia ini negara serikat/bukan negara kesatuan, saya yakin Jawa Barat akan menonjol dan sejahtera dengan identitas kesundaannya. Belum pernah kami merasa sebangga (sbg org Sunda) ini sebelumnya.
Banyak orang2 yang gak kenal beliau atau benci beliau bilang bahwa beliau hanya pencitraan biar bisa maju jadi Presiden 2029.
Orang Sunda be like: Hah? Apa? KDM jadi Presiden 2029? Ah, jangan dulu deh. KDM masih milik warga Jawa Barat. Beliau harus utamakan membereskan Jawa Barat dan mensejahterakan orang Sunda terlebih dahulu sebelum ngurus orang dari Sabang sampai Merauke. Jawa Barat ini sudah sangat semrawut, orang-orang Sunda juga masih banyak yang harus dididik/direvolusi mentalnya agar bangkit kembali menjadi pribadi yang tangguh dan adiluhung. Gak usah buru-buru. Majukan Jawa Barat dulu. Lagian Pak Dedi bukan tipe orang yang kemaruk ingin jadi presiden. Dia lebih cocok jadi Rajanya orang Sunda. Yang selama ini beliau pikirkan adalah masyarakatnya sendiri yaitu orang-orang Sunda yang selama ini banyak tertidur dan tidak menyadari potensi yang dimiliki. Karena itulah KDM hadir di tengah-tengah masyarakat Sunda untuk menumbuhkan kesadaran. Terkesan eksklusif ya, tapi memang beliau sangat cocok memimpin masyarakat Sunda. Semoga KDM senantiasa sehat selalu dan dilindungi Tuhan semesta alam. Kami masyarakat Sunda sangat butuh kepemimpinan beliau.
Foto di bawah ini adalah foto saat KDM masih jadi Bupati Purwakarta. Dan tempat di mana ia berdiri adalah alun-alun Purwakarta. Dulu alun-alun Purwakarta tidak terawat dan banyak sekali sampah, tetapi setelah KDM jadi Bupati, alun-alun ia sulap jadi alun-alun yang memiliki taman yang rindang dan asri. Dan anda bisa lihat di dalam foto, setiap bangunan di Purwakarta memiliki satu ciri khas. Jika anda ke Purwakarta anda akan lihat model pagar, gapura, dan pilar-pilar dengan bentuk yang sama. Bentuk-bentuk itu adalah representasi dari Kujang, senjata/Keris tradisional orang Sunda.
Sedangkan baju yang dipakai oleh KDM adalah baju tradisional untuk laki-laki Sunda. Namanya baju Pangsi (pangeusi numpang ka sisi). Adalah baju yang biasa dipakai oleh masyarakat kuno Sunda. Warna hitam melambangkan keteguhan, kesederhanaan dan pendirian yang kuat. Umumnya warna hitam banyak dipakai oleh masyarakat Sunda dari kelas bawah/pekerja karena warna hitam adalah warna yg netral. Sedangkan pangsi yang berwana putih umumnya lebih sering dipakai oleh masyarakat Sunda dari golongan ningrat karena putih dianggap sebagai lambang kesucian. Sedangkan untuk kaum wanitanya jelas menggunakan kebaya. Kebaya Sunda juga modelnya lebih simpel dan sederhana.
Dan penggunaan baju Pangsi-Kebaya yang diterapkan di sekolah-sekolah (pelajar) dan instansi-instansi pemerintah (ASN) mulanya dipelopori oleh KDM ketika masih menjabat sbg bupati Purwakarta. Tujuannya agar masyarakat Sunda kembali mengenal kebudayaan dan identitas leluhurnya yang selama ini telah banyak dilupakan. Penggunaan baju Pangsi dan Kebaya yang diterapkan di Purwakarta kemudian banyak ditiru oleh daerah-daerah lain di Jawa Barat sampai saat ini.
SD
RED